Hari itu
setengah jiwa seolah tiada
Ku berlari
menuju sudut persinggahan terakhirnya
Tuhan, Kau ambil
dia secepat ini
Sesak menyeruak
menghamburkan memori cinta kasihnya
Ku peluk raga
yang tiada bernyawa itu
Mama, bangun
Tega sekali
Buka matamu
Sejenak ku terpaku pada waktu
Teringat ketika
air matanya jatuh karena kenakalanku
Nampak bayang
rona wajahnya yang begitu sendu
Oh Tuhan
Kini aku tahu
betapa berharganya ia
Kini aku tahu
setengah jiwaku sirna setelah ia tiada
Sepi, sunyi,
hidup terasa sendiri
Tolong sampaikan
salamku untuk mama
Tidak ada komentar :
Posting Komentar